Komunikasi Pada Anak Usia Dini

Komunikasi yang terjalin antara ibu dan ayah dengan anak sering kali tidak berjalan selaras. Padahal, ketidakselarasan komunikasi ini selanjutnya dapat berdampak pada perilaku anak di masyarakat.

Anak bisa mencari pelarian yang salah di luar rumah (lingkungan) karena anak merasa ibu dan ayahnya tidak dapat mengerti permasalahan yang dihadapinya.

Ketidakselarasan komunikasi antara ibu-ayah dan anak biasanya disebabkan adanya perbedaan dunia anak dengan dunia orang dewasa. Tentunya bukan anak yang harus menyesuaikan, melainkan ibu-ayahlah yang seharusnya memahami.

Ibu dan ayah tercinta, sebelumnya mari kita lihat sebuah data survei yang menggemparkan dari KOMNAS Perlindungan Anak Indonesia terhadap anak-anak SMP dan SMU di 12 kota besar di indonesia, tahun 2007 tentang perilaku menyimpang pada remaja. Dari 4.500 anak SMP dan SMU, 3.000 di antaranya mengaku sudah tidak perawan! Bahkan, ada pula (21,2%) yang pernah menggugurkan kandungan!

[caption id="" align="aligncenter" width="400"]Komunikasi Pada Anak Usia Dini Photo Credits : popsugar-assets.com[/caption]

Para pakar pendidikan menyimpulkan, sebagian besar hal ini terjadi awalnya disebabkan oleh kurangnya komunikasi ibu-ayah dengan anak sejak usia dini, yang kemudian terkumpul dan membesar.

Pengakuan dari salah seorang anak mengungkap bahwa mereka melakukan hal itu tanpa sepengetahuan orangtuanya, selain itu beberapa melakukannya karena merasa kurang diperhatikan oleh orangtuanya.

Kurangnya komunikasi antara ibu-ayah dengan anaknya membuat anak merasa kurang diperhatikan sehingga mereka mencari sumber perhatian dan kasih sayang yang lain.

Sebagai orangtua, kita merasa sudah memberikan perhatian dan kasih sayang cukup. Sering kali kita tidak mau menyadari kesalahan kita dan cenderung lebih menyalahkan anak atas perbuatannya tersebut. Hingga akhirnya bisa berakibat fatal dan hal ini tentu akan sangat merugikan kita maupun anak.

Secara umum komunikasi adalah proses penyampaian pesan atau pertukaran kata-kata/gagasan dan perasaan, di antara dua orang atau lebih.

Pada anak usia dini, berbicara adalah salah satu contoh dari bentuk komunikasi. Contoh lainnya, seorang bayi berusia 3 bulan menangis keras, ibunya datang menghampiri dan memeriksa popok bayi yang ternyata basah. Tangisan si bayi merupakan bahasa komunikasi yang digunakannya untuk menyampaikan pesan.

Anak usia dini memiliki karakteristik yang unik. Mereka berpikir konkret (nyata) dan lebih percaya dengan apa yang mereka lihat daripada yang mereka dengar. Ibu dan ayah yang memiliki keterampilan berkomunikasi akan mampu untuk:

  1. Mengenali anak-anak dengan lebih baik lagi

  2. Mengetahui keinginan dan minat anak;

  3. Dapat menjelaskan suatu pengetahuan, nilai agama, nilai moral, nilai sosial pada anak dengan cara yang lebih mudah;

  4. Menjadi lebih percaya diri dalam berkomunikasi sehingga menjadi berhasil guna.

  5. Pentingnya komunikasi bagi anak usia dini:

  6. Mampu mengembangkan kecerdasan bahasa.

  7. Mampu belajar tentang pengetahuan sekitarnya.

  8. Mampu membangun kecerdasan sosial emosional.

  9. Mampu menjalin hubungan kekeluargaan, mengembangkan kepercayaan diri dan harga diri anak.

  10. Mampu meningkatkan kecerdasan berpikir anak untuk membedakan benar salah.

  11. Mengembangkan kepedulian terhadap lingkungan dan alam sekitar.

  12. Mengenalkan pada Tuhan Maha Pencipta.

  13. Sebagai alat untuk menyelesaikan masalah.


Karakteristik anak usia dini dalam berkomunikasi :

  1. Anak berkomunikasi dengan menggunakan kata-kata dan isyarat tubuhnya.

  2. Kemampuan bahasa anak terus didorong untuk membantu anak dalam mengungkapkan keinginan dan menjalin hubungan dengan orang lain.