Perkembangan Kalimat Pada Anak Usia Lima Tahun Pertama

Kata-kata pertama adalah ucapan seorang anak setelah mampu bicara dengan orang lain.

Kata-kata pertama merupakan cara seorang anak untuk menyampaikan pesan kepada orang lain, biasanya dianggap sebagai proses perkembangan bahasa yang dipengaruhi oleh kematangan kecerdasan.

Kematangan kecerdasan tersebut biasanya ditandai dengan kemampuan anak usia dini untuk menyusun kata dalam berbicara. Kemampuan ini akan terus berkembang jika anak usia dini sering berkomunikasi atau berinteraksi dengan orang lain.

[caption id="" align="aligncenter" width="425"]Perkembangan Kalimat Pada Anak Usia Lima Tahun Pertama Photo Credits: everyday-families.com[/caption]

Berikut adalah perkembangan kalimat pada anak usia lima tahun pertama:

1. Tahap Awal Bahasa di Usia 0—1 Tahun

Ditandai dengan kemampuan bayi untuk mengoceh sebagai cara berkomunikasi dengan ibu dan ayahnya. Bayi mampu memberikan respons atau tanggapan yang berbeda-beda terhadap perangsangan yang diberikan oleh orang di sekelilingnya.

Contoh, bayi akan tersenyum kepada orang yang dianggapnya ramah; sebaliknya, dia akan menangis dan menjerit kepada orang yang dianggap tidak ramah atau ditakutinya.

2. Tahap Bahasa Dini di Usia 1—2½ Tahun

Ditandai dengan kemampuan anak membuat kalimat menggunakan satu kata maupun dua kata dalam suatu percakapan dengan orang lain.

Periode ini terbagi atas 3 tahap:

  1. Bicara satu kata, yaitu kemampuan anak membuat kalimat yang terdiri dari satu kata tetapi mengandung pengertian secara menyeluruh dalam suatu percakapan. Misal, ananda mengatakan, ”Ibu.” Hal ini dapat berarti, “Ibu tolong saya.”; ”Itu Ibu.”; ”Ibu ke sini.”

  2. Bicara dua kata, yaitu kemampuan anak membuat kalimat menggunakan dua kata sebagai ungkapan komunikasi dengan orang lain. Contoh, “Kakak jatuh.”; “Lihat gambar.”

  3. Bicara lebih dari dua kata, yaitu kemampuan anak membuat kalimat secara lengkap lagi. Umpama, ”Saya minum susu.”


3. Tahap Bahasa usia 2½—5 Tahun

Ditandai dengan kemampuan anak menguasai bahasa yang lebih lengkap. Ragam kata dan jumlahnyapun sudah berkembang. Contoh, “Saya mau makan buah melon.”; ”Saya kemarin pergi ke rumah nenek di Bandung.”